MODUL 3 ELEKTRONIKA

Modul 3




MODUL 3

OPERATIONAL AMPLIFIER

1. Pendahuluan[Kembali]

    Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
    Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
    Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

2. Tujuan[Kembali]

1. Mengetahui prinsip kerja dari Inverting Amplifier
2. Mengetahui prinsip kerja dari Non Inverting Amplifier
3. Mengetahui prinsip kerja dari Adder                                                    

3. Alat dan Bahan[Kembali]

A. Alat

1. Multimeter 
 
 

 2. Kabel Jumper 

 
3. DC Power Supply

 

4. Osiloskop

 
5. Function Generator

 

B. Bahan

1. Module Elektronika Analog Operational Amplifier

 2. Resistor

 3. RS-A4 Elektronika Analog

 

4. Dasar Teori[Kembali]

    Penguat operasional atau yang disebut Operational Amplifier adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional  memiliki dua masukan dan satu keluaran, untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris, yaitu tegangan yang bernilai positif (v+) dan tegangan yang bernilai negatif (v-) terhadap tanah (ground).

Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional :

 Gambar 3.4.1 Simbol Op-Amp

A. Inverting Op-Amp
    Inverting amplifier dapat mengontrol penguatan tegangan (voltage gain) menggunakan Op-Amp. Sinyal input terhubung ke terminal negatif dan terminal positif terhubung ke ground. Output diberi umpan balik melalui Rf ke input inverting.
 
 Gambar 3.4.2 Gambar Inverting Op-Amp
 
    Impedansi masukan yang tak terbatas mencegah arus mengalir melalui input inverting. Hal ini berarti bahwa tidak ada penurunan tegangan antara input inverting dan input non-inverting, dan tegangan pada input (-) inverting adalah 0 karena input non- inverting (+) terhubung ke ground. Karena arus yang mengalir menuju terminal input adalah 0, maka arus yang melalui Rin sama dengan arus yang melalui.

 Rf . Iin = If

Iin = Vin / Rin If = - Vout / Rf
Penguatan outputnya berbeda phasa 1800 dengan inputnya, jika input positif maka output negatif.

Vout = - (Rf / Rin) Vin

Penguatan tegangan (voltage gain) inverting amplifier adalah
 
Acl = Vout / Vin = - Rf / Rin
 
Acl adalah penguatan tegangan closed-loop.

B. Non Inverting Op-Amp

Gambar 3.4.3 Rangkaian Non-Inverting Op-Amp
    
    Pada non-inverting amplifier input sinyal dihubungkan ke input (+) non-inverting dan sebagian output kembali melalui jaringan feedback dan dihubungkan ke input pembalik (-). Penguatan yang outputnya sama dengan input, tidak membalikkan fasa. Dikarenakan feedback yang negatif, maka tegangan diferensial (Vdiff = Vin – Vf) antara terminal input sangat kecil dan penguatan open loop tinggi (Aol).

Vout = Vin (1 + Rf / Rin) 
 
Penguatan tegangan (voltage gain) non-inverting amplifier adalah

Acl = (Rf / Rin) + 1

C. Adder
    Op-Amp adder merupakan jenis lain dari konfigurasi rangkaian op-amp. Op-Amp sebagai adder digunakan untuk menjumlahkan beberapa input masukan secara bersama sama menjadi satu keluaran.
 
Gambar 3.4.4 Rangkaian Inverting Adder

Untuk mendapatkan output rangkaian inverting adder, digunakan rumus: 
 



Gambar 3.4.5 Rangkaian Non-Inverting Adder


Untuk mendapatkan output rangkaian non inverting adder, digunakan rumus:



 


Video Penjelasan Rangkaian Diferentiator Amplifier
 

 Video Penjelasan Rangkaian Integrator Amplifier 


Video Penjelasan Rangkaian Comparator Amplifier


Video Penjelasan Rangkaian Inverting


Video Penjelasan Rangkaian Non-Inverting




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontrol Rumah Kaca Pada Greenhouse

MODUL 2 ELEKTRONIKA